Ismael Bennacer menjadi kunci kemenangan AC Milan atas Cagliari pada pertandingan Serie A pekan ke-30 yang disaksikan oleh fun88 sport. Gol tunggal Bennacer memastikan Milan tetap berkuasa di Serie A, dengan selisih tiga poin dari Napoli di peringkat ke-2, dan Inter Milan dengan enam poin di peringkat ke-3. Gol yang diciptakan oleh Bennacer menjadi pertanda kebangkitan Milan pada musim ini. Pertandingan sempat diwarnai oleh kericuhan antara pendukung tuan rumah dan pemain AC Milan dikarenakan ejekan yang bersifat rasis.
Kembali Pecahkan Rekor
Bertandang ke markas Cagliari di Unipol Domus, gawang tuan rumah jebol pada menit ke-59 melaui tendangan voli pemain asal Algeria tersebut setelah berhasil memanfaatkan assist dari Olivier Giroud dengan baik. Pemain berusia 24 tahun tersebut mampu mencetak gol dari sisi kotak penalti.
Selain mengamankan tiga poin, gol yang dicetak oleh Bennacer juga menjadi pencapaian terbaik AC Milan sejak 54 tahun silam. Tim asuhan Stefano Pioli mengulang kesuksesan AC Milan yang pernah terjadi pada era 1967-1968. Saat itu, Milan selalu berhasil menciptakan gol saat bertanding di luar kendang selama 15 pertandingan yang saat itu hanya ada 16 tim di Serie A. Kesuksesan Milan dalam membobol gawang lawan mengantarkan Rossoneri menjadi juara Serie A.
Tiga poin yang diraih saat bertandang ke markas Cagliari menjadi modal penting bagi AC Milan untuk tetap menjaga peluang agar tetap terbuka untuk meraih scudetto setelah 11 tahun tidak pernah juara di Serie A. Rossoneri masih unggul 6 poin dari rival abadinya, Inter Milan, yang berada di posisi ketiga. Namun Milan harus berhati-hati, karena Serie A masih menyisakan delapan pertandingan musim ini, yang berarti ada 24 poin maksimal yang diperebutkan.
Kerusuhan Saat Pertandingan
Insiden rasis menodai kemenangan AC Milan atas Cagliari pada pertandingan pekan ke-30 Serie A. Penampilan yang luar biasa dari Fikayo Tomori di baris pertahanan Milan dan Maignan di bawah mistar gawang membuat para pemain Cagliari tidak mampu mencetak satu gol bagi tuan rumah. Namun, kedua pemain tersebut justru mendapatkan ejekan dari pendukung Cagliari di tribun.
Dilansir dari Football Italia, Maignan mendapatkan ejekan bernada rasis saat merayakan kemenangan Milan. Posisi Maignan yang dekat dengan tribun pendukung tuan rumah menjadikannya sasaran ejekan. Penjaga gawang AC Milan tersebut merespons dengan gestur meletakkan tangan di telinga, seolah ingin agar fans Cagliari terus mencemooh dirinya.
Aksi Maignan tersebut dianggap sebagai provokasi oleh para pemain Cagliari, sehingga terjadi keributan di lapangan. Sempat terjadi gesekan antara pemain dan ofisial dari kedua tim yang bertanding, tidak terkecuali Zlatan Ibrahimovic dan Paolo Maldini yang berusaha mendinginkan suasana.
Ultras Cagliari sendiri sudah terkenal akan tingkah lakunya yang kurang baik saat berada di pinggir lapangan. Mereka memiliki sejarah buruh perihal rasisme, karena pernah terlibat kasus yang melibatkan Moise Kean dan Romeo Lukaku yang berujung pada sanksi larangan melihat pertandingan di stadion terhadap tiga orang suporter yang terlibat.